Nah, cerita kali ini bertema mysteri dan crime.
Cuplikan Bab 1
Bagian satu
Petir
menggelegar membelah angkasa. Angin hiruk-pikuk, pohon-pohon terombang-ambing.
Sesekali ada beberapa kertas dan plastik beterbangan melambung tinggi di
angkasa.
Entah
karena manusia yang menganggap semua tempat adalah tempat sampah atau tempat
sampah yang terlalu menumpuk hingga isinya terbawa angin, tapi di luar
benar-benar berantakan.
Sampah
berceceran dimana-mana.
Sayangnya,
akibat hujan malam ini. Seluruh komplek mengalami pemadaman listrik. Gelap,
semuanya tak terlihat. Membuat kilatan petir semakin mengintimidasi.
Tidak
ada orang yang cukup bodoh untuk pergi keluar malam ini. Jalanan lenggang dan
sepi. Hanya beberapa jejer lampu jalanan yang benar-benar setia berdiri di
tengah lebatnya guyuran hujan.
Sunyi.
Tak
ada suatu suara manusia terdengar. Mereka sibuk dalam rumah mereka sendiri.
Menyalakan lilin, bercengkerama dengan keluarga dan sanak saudara.
Tak
ada yang peduli dengan lingkungan luar. Tak ada satu pun orang yang akan menduga
bahwa kejadian buruk sedang terjadi di sekitar mereka.
***
“Kamu
masih menyangkal?” tanya seorang pria yang memakai hoodie hitam dengan masker
yang menutup hampir seluruh wajahnya dan hanya menginjinkan matanya untuk mengintip
keluar.
“Hahaa...maaf.
Tapi, aku benar-benar tak tahu apa yang kau maksudkan,” sangkal seorang pria
yang sedang terikat pada sebuah kursi besi. Peluh dan darah menetes bersamaan
dari keningnya. Kemeja putih yang dikenakannya hampir berubah warna menjadi
merah karena darah.
“Aku
yakin suatu saat kau akan menyesal. Seharusnya kau berikan saja barang itu
padaku. Dan aku akan membiarkanmu pergi dengan tenang,” ancam sang pria
ber-hoodie itu.
“Jangan
bermimpi. Sekalipun kau menyiksaku aku tak akan memberikan barang itu padamu!”
teriaknya.
“Rein,
jangan keras kepala!” bentaknya pada pria yang sudah babak belur itu.
Untuk tahu kelanjutan kisahnya, silakan Klik Di sini
No comments:
Post a Comment